Minggu, 07 Juli 2013

Pedoman Bercocok Tanam Lada

Filled under:

Pada kali ini saya akan posting tentang hal yang berbeda, dimana biasanya saya posting tentang hal yg berbau IT khususnya tentang multimedia maka kali ini saya akan posting tentang pertanian, karena mayoritas rakyat Indonesia merupakan petani.

Lada merupakan rempah-rempah yang sangat disenangi oleh negara barat untuk menghangatkan tubuh disaat dingin, dan lahan yang banyak memproduksi komoditas pertanian lada dunia adalah negara kita ini yaitu Indonesia. 

Inilah salah 1 alasan negara kita dulu pernah dijajah oleh negara barat selama 300 tahun, yaitu rempah-rempah. Langsung saja silakan beberapa pedoman bercocok tanam tanaman lada, semoga membantu agan-agan sekalian yg mungkin sanak saudara / orang tuanya bercocok tanam tanaman lada. semoga membantu 

I. SYARAT-SYARAT TUMBUH

Iklim

Tanaman lada untuk tumbuh baik menghendaki iklim sebagai berikut:
— Tinggi tempat dan permukaan laut 0 — 500 m
— Temperatur optimum 23°C — 30°C.
— Kelembaban tinggi.
— Curah hujan 2.000 — 2.500 mm/tahun terbagi rata sepanjang tahun.

Tanah

Keadaan tanah yang dikehendaki lada adalah sebagai berikut:
— Gembur.
— Cukup tersedia unsur hara.
— Drainagenya baik.

II. PEMBIBITAN

Bahan tanaman dapat berasal dari stek maupun biji.

A. Bahan Bibit Asal Biji

- Hanya dipakat kalau tidak ada lagi bahan stek karena biayanya sangat mahal.
- Bahan bibit diambilkan dari biji yang betul-­betul sudah tua, dan dari buah yang terisolir yaitu buah-buah yang tandannya di­bungkus pada waktu masih berupa bunga.

B. Bahan bibit asal stek

- Cara ini lazim dipergunakan karena mudah dan murah.
- Syarat-syarat bahan stek yang baik :

1. Berasal dari sulur panjat yang tumbuhnya keatas dan melekat pada pohon sandaran.
2. Panjang stek sekurang-kurangnya 7 ruas (dapat diambil terus menerus dari satu tanaman).
3. Stek diambil dari batang yang sudah agak mengayu dan dari tanaman yang sudah berumur ± 2 tahun.
4. Pohon induk harus kuat, pertumbuhan bagus, dan daun berwarna hijau tua.

III. PERSIAPAN DAN PENANAMAN DI KEBUN

Persiapan di kebun

— Sediakan tiang-tiang pemanjat (pendukung). Tiang pemanjat ada 2 macam yaitu:

1. Tiang kayu/beton.
2. Pohon hidup (dadap minyak, dadap duri).

— Tiang-tiang pemanjat ditanam dengan jarak 2,5 x 2,5 m.
— Lubang tanaman dibuat disekeliling tiang pemanjat dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm.
— Apabila tanah miring buatlah teras-teras atau tanamlah tanaman penutup tanah.
— Pada tanah yang datar buatlah selokan-selokan pembuang air.

Penanaman di kebun

— Stek langsung ditanamkan pada lubang tanam yang telah dipersiapkan didekat tiang pemanjat.
— Bagian stek yang dimasukkan kedalam tanah adalah 4 buku/ruas.
— Stek diletakkan miring didekat permukaan tanah.
— Sebaiknya tanah galian terlebih dahulu dicampur dengan pupuk kandang/kompos secukupnya.
— Berilah pelindung pada stek yang baru ditanam tersebut.


IV. PEMELIHARAAN

— Bersihkan kebun dari rerumputan pengganggu.
— Pangkaslah pohon-pohon pemanjat, pada musim penghujan dengan pemangkasan berat dan  
     pada musim kemarau dengan pemangkasan ringan.
— Ikatlah tanaman pada tiang-tiang pemanjat agar tanaman melekat pada tiang sebelum akar 
     perekat menjadi kuat.
— Yang diikat hanyalah cabang yang tumbuh keatas sedangkan cabang-cabang samping tidak 
     perlu.
— Buanglah cabang-cabang pada pangkal pohon yang menutup tanah.

Pemangkasan

Tujuan :

1. Untuk memperoleh cabang samping (cabang buah) yang lebih banyak.
2. Untuk mendapatkan pohon yang rimbun.

Cara pemangkasan :

— Pemangkasan dilakukan pada ruas yang tidak terdapat cabang-cabang samping.
— Apabila tanaman sudah mempunyai 8 atau 9 ruas maka harus dipangkas pada ketinggian 25-30 
     cm dari tanah.
— Tunas yang tumbuh dari batang stek utama harus dipangkas pula dan pangkasannya dapat 
     dijadikan sebagai bahan stek.
— Sulur-sulur yang kemudian tumbuh diikatkan ketiang pemanjat dan bila telah lebih dari 10 ruas 
     dipangkas lagi hingga tinggal 3-4 ruas dari pangkasan pertama.
— Pemangkasan dilakukan terus sampai sulur mencapai ujung tiang pemanjat.

V. PEMUPUKAN

Untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil yang tinggi tanaman lada perlu diberikan pupuk organis (pupuk kandang, kompos) dan pupuk anorganis (pupuk buatan).
Pupuk organis diberikan sebagai pupuk pendahuluan sebanyak 5-10 kg per lubang tanaman. Untuk pupuk buatan dapat diberikan pupuk Urea, TSP dan KCL.

Dosis pupuk

Dosis pupuk tergantung kepada kesuburan tanah, umur tanaman, dan lain-lain.
Sebagai pedoman umum pemupukan lada dengan Urea, TSP dan KCL dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Untuk tanaman muda :

I. Umur 8-12 bulan:

Urea : 50 gr/pohon/tahun.
TSP : 25 gr/pohon/tahun.
KCL : 20 gr/pohon/tahun.

II. Umur 1-2 tahun:

Urea : 100 gr/pohon/tahun.
TSP : 50 gr/pohon/tahun.
KCL : 40 gr/pohon/tahun.

III. Umur 2-3 tahun:

Urea : 200 gr/pohon/tahun.
TSP : 100 gr/pohon/tahun.
KCL : 80 gr/pohon/tahun.

b. Untuk tanaman yang sudah berproduksi

Dosis pupuk yang diberikan sebagai berikut:

Urea : 400 — 500 kg/Ha/Tahun.
TSP : 400 - 500 kg/Ha/Tahun.
KCL : 300 — 375 kg/Ha/Tahun.

Waktu pemupukan.
Pemupukan dilakukan 2 kali dalam setahun, yakni pada setiap awal dan akhir musim penghujan diberikan masing-masingnya setengah bahagian dari dosis diatas.

Cara pemupukan.
— Buatlah lubang pdpuk/parit kecil disekeliling pangkal batang sejarak ujung dari tajuk pohon.
— Campurkanlah pupuk Urea, TSP dan KCL sesuai dengan dosis kemudian dimasukkan ke dalam lubang pupuk tersebut.
— Setelah pupuk dimasukkan segera ditutup kembali dengan tanah.

Catatan:
Pupuk dapat diberikan secara sendiri-sendiri atau secara campuran. Pencampuran Urea, TSP dan KCL hanya dapat dilakukan apabila setelah pencampuran tersebut segera dilaksanakan pemupukan, dan pupuk yang sudah tercampur tadi harus habis dalam satu kali pemupukan.

VI. PEMBERANTASAN HAMA DAN PENYAKIT

Hama

1. Pengisap buah (Dasynus piperis CHN)
    (Sumatera = Semunjung, Kalimantan = Bilahu).
— Kepik mengisap cairan sel buah lada mengakibatkan buah berbintik-bintik kuning.
     Apabila yang dihisap buah muda maka buah akan mudah gugur.
— Yang terutama diserang adalah buah-buah muda umur 4,5 — 6 bulan.
— Untuk pemberantasannya dapat dipakai Thiodan 35 e.c. dengan dosis 1,5 cc — 2 cc per liter air,   
    dengan selang waktu 1-2 minggu tergantung berat ringannya serangan.

Catatan:
3 minggu sebelum panen penyemprotan harus sudah dihentikan

2. Penggerek cabang (Lophobaris piperis MARSH)

— Dikenal juga sebagai kumbang moncong lada.
— Kumbang betina bertelur rata-rata 250 butir, telur diletakkan dalam liang yang dibuat pada sendi-
     sendi diantara ruas cabang tanaman lada.
— Larva yang telah menetas, menggerek bagian dalam cabang tersebut akibatnya batang dibagian 
     atas gerekan menjadi layu dan akhirnya kering/mati.
— Panjang larva maksimum 8 mm, edaran hidupnya ± 45-60 hari.
Pemberantasan:
Secara mekanis dengan memangkas cabang yang terserang dan membunuh larva serta kumbangnya.

Secara kimia penyemprotan dengan Thiodan 35 e.c. dengan dosis 1,5 cc — 2 cc per liter air atau Lannate 5 gram per 10 liter

Penyakit

Penyakit busuk kaki lada.
— Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Phytophthora palmivora varpiperis.
— Tanaman yang terserang menjadi layu, daun kuning kemudian berubah menjadi hitam dan 
     akhirnya gugur. Pengguguran dimulai dari cabang-cabang yang terbawah terus keatas.
— Cendawan dapat bertahan lama didalam tanah, penularan melalui air dan tanah yang 
     berpenyakit.
— Kelembaban yang tinggi akibat jarak tanam yang terlalu rapat, pohon pelindung yang tidak 
     dipangkas dan drainage jelek sangat membantu perkembangan penyakit ini.

Pemberantasan.
— Pencegahan dengan menanam lada Belantung yang tahan penyakit busuk pangkal batang.
— Pemangkasan pohon-pohon panjatan secara teratur.
— Membuat saluran-saluran drainage.
— Pemberantasan secara kimiawi menggunakan fungisida Brestan & Dithane M-45 dengan dosis 
     20 gr per 10 liter air. Caranya disemprotkan pada daun dan dituangkan pada pangkal 
     batang/akar.

VII. PEMUNGUTAN HASIL

Buah lada harus dipetik apabila suduh cukup tua yaitu apabila sudah berumur ± 7 bulan. Pada waktu itu buah sudah berubah warna dari hijau menjadi kuning kemerah-merahan. Apabila pemungutan terlambat buah akan mudah gugur atau dimakan burung.
Pemetikan dilakukan dengan tangan dan memakai tangga. Pemungutan dilakukan seminggu sekali sampai selesai. Pada waktu pemungutan terakhir,baik semua buah yang sudah masak maupun yang belum masak dirontokkan semuanya.

VIII.PENGOLAHAN HASIL

Ada 2 cara dalam pengolahan hasil lada yaitu:

a. Untuk mendapatkan hasil lada putih.
b. Untuk mendapatkan hasil lada hitam.

A. Untuk mendapatkan lada putih buah lada diperlakukan sebagai berikut:

— Buah lada yang baru dipetik dimasukkan dalam karung dan direndam dalam air yang mengalir.
— Sesudah direndam kemudian dibersihkan; bijinya dipisahkan dari kulitnya dan tangkai, dengan 
     cara diinjak-injak, kemudian diayak. Setelah dipisahkan kemudian biji lada direndam kembali 
     dalam. air mengalir 1-2 hari sehingga biji menjadi putih bersih.
— Setelah bersih kemudian biji lada dijemur sampai kering kira-kira 3 hari.

B. Untuk mendapatkan lada hitam buah lada diproses sebagai berikut:

— Buah lada setelah dipetik Iangsung dijemur dipanas matahari selama kira-kira 2-3 hari.
— Sambil menjemur buah lada dipisahkan dari tangkai-tangkainya.
— Kemudian diayak sampai bersih.

0 komentar:

Posting Komentar